Langkah Awal Mencintai STIS
Oleh
Registrasi, Demografi (14)
STIS 53 (2011)
Ada sebuah pepatah yang terkenal di
negeri kita ini yaitu tak kenal maka tak sayang atau tak kenal maka tak cinta,
pepatah ini memberikan informasi kepada kita bahwa kita tidak akan pernah bisa
mencintai sesuatu apabila kita tidak pernah mengenal sesuatu tersebut secara
baik. Sebagai contoh kita tak akan pernah mencintai seseorang apabila kita tak
pernah mengenalnya secara baik sebelumnya, kita tak akan pernah mencintai suatu
produk jika kita tak pernah mengenal produk tersebut sebelumnya dengan baik. Demikian
pula kita bisa mencintai Sekolah Tinggi Ilmu Statistik jika kita mampu mengenal
secara baik Sekolah Tinggi Ilmu Statistik tersebut. Sekolah Tinggi Ilmu
Statistik (STIS)
merupakan perguruan tinggi kedinasan program D-IV, yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) sejak tahun 1958, memanggil
pemuda-pemudi Indonesia lulusan sekolah menengah umum untuk dididik menjadi
ahli statistik. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
mengemban visi menjadi lembaga pendidikan tinggi kedinasan yang berfungsi untuk
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang statistika
dan komputasi statistik dengan mendidik kader
yang memiliki kemampuan akademik/professional.
Awalnya STIS tidak begitu dikenal
orang apalagi di daerah terpencil seperti Nias termasuk saya. STIS mulai saya
kenal ketika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik membuka penerimaan mahasiswa/i baru
jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan dan sekolah yang mendapat kesempatan
untuk mengikuti penerimaan Mahasiswa Baru tersebut ada 3 Sekolah Menengah Atas Negeri
yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri Unggulan Sukma Nias, Sekolah Menengah Atas Negeri
3 Gunungsitoli dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gunungsitoli. Yang
mengikutinya pun hanya yang mendapat juara 5 besar di kelas. Waktu itu saya
tidak menduga saya akan ikut mendaftar. Guru matematika yang mengusulkan saya
untuk ikut. Saya pun terkejut mendengar bahwa saya salah seorang yang ikut,
karena pada hari itu juga saya harus mengambil keputusan untuk ikut mendaftar.
Tanpa berpikir panjang lagi saya memutuskan untuk ikut dan segera mengurus
Surat Kesehatan di Puskesmas terdekat. Setelah itu saya mengikuti tes
selanjutnya. Tes yang diberikan untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa
baru yaitu tes psikotes yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Gunungsitoli.
Setelah
pengumuman hasil psikotes dilanjutkan dan saya pun ikut menang saya mengikuti Tes
Kesehatan di Rumah Sakit Umum Gunungsitoli. Hasil tes kesehatannya kemudian
dikirim ke Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Kemudian hasilnya diumumkan beberapa
bulan kemudian, nama saya ikut tercantum dilembar pengumuman itu. Calon
mahasiswa yang telah lewat melalui jalur ini kemudian mengikuti matrikulasi
dikampus Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, calon mahasiswa yang mengikuti
matrikulasi ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Papua,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan daerah lainnya. Awalnya saya merasa kewalahan
mengikuti matrikulasi yang sangat berbeda dengan cara belajar kami waktu di
daerah dulu, disini cara belajarnya menggunakan media visual yang membuat saya lebih
paham dan cepat mengerti bila dosen menjelaskan. Keragaman Calon Mahasiswa ini
membuat saya lebih mengenal budaya daerah-daerah yang ada di Indonesia dan
mendapat teman yang berbeda suku dengan saya. Matrikulasi merupakan mengulang
kembali pelajaran-pelajaran Sekolah Menengah Atas. Matrikulasi dilakukan selama
1 bulan. Di sini Calon Mahasiswa dari daerah diberi pemahaman cara belajar di
STIS, pelajaran yang dipelajari ialah mata pelajaran Matematika dan juga
pengenalan kampus. Ini dilakukan agar kemampuan anak dari daerah setara dengan
anak-anak yang di terima lewat jalur reguler.
Matrikulasi yang berjalan 1 bulan
itu memberi dampak yang sangat besar dan berguna serta menambah pengetahuan
saya dalam belajar matematika terlebih-lebih perkuliahan di STIS yang hanya
diberi waktu untuk mengulang perkuliahan hanya 1 tahun. Waktu itu saya merasa
tidak ada waktu lagi untuk bermain-main, saya pun mulai terbiasa dengan
peraturan-peraturan yang diberikan. Pelajaran-pelajaran yang diberikan masa
matrikulasi menambah wawasan kami anak-anak daerah yang sebagian materi yang
diberikan belum pernah kami peroleh waktu belajar di SMA dulu. Waktu belajar
pagi sampai sore, membuat saya lebih semangat belajar dan tahu bahwa mengejar
sesuatu itu harus butuh pengorbanan, waktu, pikiran dan tenaga. Dan saya
menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Banyak hal-hal yang saya baru temui di
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik ini, yaitu Mahasiswanya berseragam, tidak di
perbolehkan memakai celana jeans dilingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dan
peraturan-peraturan lainnya.
Setelah matrikulasi selesai dan
libur selama kurang lebih 2 bulan, saya mengikuti pendaftaran ulang dan kuliah
perdana. Di kuliah perdana diperkenalkan tentang Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
(STIS) bukan hanya kepada Calon Mahasiwanya tapi juga kepada orangtua Calon
Mahasiswa. Ini dilakukan agar orangtua juga mengerti bagaimana cara perkuliahan
di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dan dapat menjadi motivator bagi saya untuk
lebih giat belajar. Juga Calon Mahasiswa Baru diberi pemahaman bahwa
perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik beda dengan Perguruan Tinggi
lainnya yang ada di Indonesia, yang bila selesai nanti langsung di angkat
menjadi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pusat Statistik golongan IIIa
dan Mahasiswanya bias di drop out (DO) bila tidak dapat mengikuti perkuliahan
dengan baik.
Bukan hanya itu saja sebelum
perkuliahan dimulai Calon Mahasiswa
mengikuti Masa Integrasi dan Pendidikan Kampus (Magradika). Ini dilakukan untuk
menyatukan cara pandang dan pemahaman tentang STIS sebagai Perguruan Tinggi
Kedinasan tentu memiliki atribut, lingkungan, dan sistem perkuliahan yang
berbeda dengan perguruan tinggi pada umumnya. Melalui magradika ini kami Calon
Mahasiswa dilatih untuk memahami peraturan dan lingkungan, bersosialisasi, dan
bekerjasama dengan teman. Dari kegiatan
ini kami diharapkan menjadi Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dapat
memiliki kemampuan akademis, fisik, dan kepemimpinan yang baik agar dapat menjadi
generasi penerus pemimpin bangsa yang bertanggungjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar